Supervisi Pendidikan


Supervisi Pendidikan
Oleh: Temi Setiabudi
Landasan Teoritis
Dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas sekolah maka perlu suatu pengawasan dan bimbingan yang sering disebut Supervisi pendidikan. Supervisi sendiri dapat diartikan sebagai bimbingan profesional bagi guru-guru. bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar murid (Nurdin, 2010). Supervisi ini dimaksudkan untuk mengawasi dan melihat kinerja guru atau hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam proses pembelajaran. Bersama dengan supervisor guru-guru ini mencari solusi dan pemecahannya dari masalah yang ada.
Menurut Good Carter  (Sahertian, 1979), supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Jika kita melihat dari konsep ini maka jelas bahwa supervisi ini melakukan sebuah pengawasan yang dilakukan oleh supervisor mulai dari kepala sekolah, penilik, hingga guru-guru yang dianggap senior untuk melihat semua kegiatan yang berkaitan dengan pengajaran. Selain itu bahwa sasaran supervisi ini untuk penegsan terhadap tugas guru yang sebenarnya.
Supervisor adalah orang atau guru yang berfungsi membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadap guru lain dalam persoalan belajar dan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Supervisor ini bukan hanya penilik atau kepala sekolah, namun semuanya juga termasuk supervisor jika dia mampu membantu dan memecahkan persoalan pengajaran.
Berdasarkan tujuan dari supervisi ini yaitu untuk menghilangkan hambatan-hambatan dala pengajaran, ada berbagai hambatan itu terjadi dari berbagai pihak mulai dari pihak guru, murid, sarana prasarana dan kepala sekolah (Daryanto, 2008:179). Hambatan yang dialami guru diantaranya kurang adanya semangat kerja, kurang kesediaan bekerja dan komunikasi, kurang menguasai metode mengajar, dan kurang mentaati peraturan ketertiban. Hambatan yang dialami oleh murid meliputi kurang semangat dalam belajar, kurang menaati ketertiban, kurang kesadaran mengenai belajar dan kurangnya kesadaran akan pentingnya ilmu. Untuk hambatan sarana dan prasarana meliputi kurang mendukungnya fasilitas belajar bagi siswa dan kurang mendukungnya media yang digunakan guru. Sedang hambatan yang ada pada kepala sekolah adalah terletak pada kurangnya semangat kepala sekolah untuk mengabdi, terlalu otoriter dalam memimpin sekolah dan lain-lain.
Dalam melakukan supervisi, ada tehnik-tehnik dalam melakukan supervisor (Sutarsih, C. dan Nurdin., 2010: 302),  diantaranya:
·         Kunjungan kelas, untuk mengetahui secara langsung kondisi di kelas.
·         Pertemuan pribadi antara supervisor dan guru
·         Studi banding antar sekolah merupakan salah satu cara dalam suprvisi untuk bertukar pengalaman belajar masing-masing.

Hasil Temuan dan Pengangkatan Permasalahan
Berbicara mengenai supervisi identik dengan sebutan pengawas atau penilik. Yang saya lihat ketika waktu SMA sering ada orang-orang dari dinas yang datang ke sekolah, saya sempat bertanya kepada salah satu guru. orang-orang itu siapa pak? Dan guru itu menjawaba: mereka adalah pengawas yang menilai bagaimana keberlangsungan pengajaran di sekolah, nanti salah satu dari mereka akan masuk ke kelas. Benar yang dikatakan guru itu salah satu dari mereka masuk dan memberikan sedikit materi, materi mengenai motivasi dan yang lainnya.
Baru ketika saya mempelajari supervisi pendidikan, saya tahu bahwa bagaimana supervisor itu bekerja dan tujuannya untuk apa, serta apa saja yang dilakukannya. Ternyata mereka semata-mata untuk menilai atau datang saja tetapi memberikan solusi yang lebih baik untuk pengajaran kedepannya. Dan yang kebetulan mereka lakukan ketika masuk kelas itu merupakan salah satu penerapan tehnik supervisi, yaitu kunjungan kelas untuk mengetahui secara langsung kondisi siswanya.
           
 Apakah setuju atau tidak kalau supervisi adalah alat untuk mencari-cari kesalahan guru?
Apabila melihat konsep dasar dari supervisi itu sendiri, supervisi ini bukan alat untuk mencari-cari kesalahan, namun untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada pengajaran. Supervisi ini membantu memecahkan masalah yang dialami oleh guru atau karyawan sekolah. Guru dan yang lainnya berbicara atau lebih mudah dengan kata curhat kepada supervisor, yang nantinya dipecahkan bersama. Kalau kita melihat kembali bagaimana supervisi itu dilakukan, jelas bahwa supervisi ini bukan untuk mencari-cari kesalahan guru. malahan guru sendiri yang berbicara kepada superpisor tadi.
Suatu anggapan yang salah jika kita masih berpikiran bahwa supervisor itu ditakuti oleh sekolah. Padahal dengan adanya mereka ini adalah untuk meningkatkan mutu dan kualitas sekolah tersebut. Supervisor juga menjadi salah satu media untuk memperkenalkan sekolah tersebut kepada dunia luar. Sebenarnya banyak keuntungan sendiri yang di dapat sekolah, salah satunya banyak siswa yang mendaftar, tidak dipandang sebelah mata oleh pihak luar dan lain-lain.


Referensi

Nurdin, C. S. (2010). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.
Sahertian, P. A. (1979). Prinsif dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Daryanto. (2008). Menejemen dan administrasi Sekolah. Jakarta: Riteka Cipta.
Sutarsih, C. dan Nurdin. (2010). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan UPI.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertanyaan Mengenai KTSP

Makalah Peranan Pendidikan Dalam Kehidupan Masyarakat

PERANG JEPANG-RUSIA (1904-1905)